Tuesday, May 8, 2012

The Charming Sunset of TANAH LOT TEMPLE, BALI


Way of Adventure to TANAH LOT TEMPLE.Pura Tanah Lot terletak di sebuah desa bernama Braban,Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, ditempuh sekitar 45 menit dari kawasan Kuta. Dan pura ini terletak di atas bongkahan batu, apabila air pasang pura ini akan kelihatan dikelilingi air laut . Tiket untuk domestik: Rp 10.000/orang dan Rp 30.000/orang untuk luar negeri.

Di tempat ini, dari tempat parkir sampai ke tempat objek wisata/ pura, banyak terdapat art shop yang menawarkan produk kerajinan lokal, banyak kedai miniman dan makanan, juga ada fasilitas kamar kecil / toilet, yang ongkos sewanya tidak seberapa.Dari sini kami harus berjalan kaki sekitar 300 meter ke Pura Tanah Lot. 


Di Pura Tanah Lot lagi terdapat beberapa kios sepanjang arah timur barat dan beberapa kursi kayu atau bambu di Pura Tanah Lot  di mana pengunjung dapat bersantai menunggu matahari terbenam. Pura Tanah Lot ini turun tebing curam terus menerus di bawah abrasi air laut yang kuat. 


Nama Tanah Lot mungkin dari "Tanah Laut" berarti tanah di laut. Ini adalah kenyataan bahwa abrasi laut yang kuat telah memisahkan areal pura dengan daratan Bali, sehingga terlihat bahwa sarang kuil di bukit kecil batuan menggembung di atas laut. Terlepas dari kenyataan bahwa satu pukulan kuat dari gelombang laut namun situs ini masih berdiri sementara sisi keseluruhan telah hilang oleh gelombang mengamuk dari ratusan tahun.



Di Pura Tanah Lot terdapat  sumber air suci yang disebut Tirta Pabersihan dan Sumber air ini berada di bawah dan selatan Pura Tanah Lot.Momen terbaik adalah pada sore hari ketika matahari terbenam (sunset) karena sunset  di Tanah Lot sangat beutiful. 

Banyak orang mengatakan bahwa melihat matahari terbenam di Tanah Lot indah seperti menonton bulan purnama di malam hari. Pandangan matahari terbenam di Tanah Lot menjadikannya sebagai tempat pariwisata yang sangat terkenal di Bali.


Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. 

Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. 

Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha. 

No comments: