Keluyuran ke PURA ULUWATU, BALI.Pura Uluwatu terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, sekitar 25 km ke arah selatan dar wilayah wisata Kuta, terletak di ujung Barat Daya Pulau Bali dan Pura Uluwatu dibangun di atas batukarang yang terjal dan tinggi sekitar 70 meter yang menjorok ke laut (samudra Indonesia).
Pura Uluwatu juga salah satu pura terbesar di Bali dengan lokasinya yang sangat indah. Daya tarik utama dari pura ini adalah panoramanya yang spektakuler. Terletak di bagian barat laut, pura ini seperti bertengger di ujung tebing batu yang sangat tinggi dan curam, dengan pemandangan lautnya dibawah berwarna biru bersih dan hantaman ombak yang menghasilkan buih-buih putih yang sangat cantik.
Dengan tiket masuk seharga Rp 15.000,- rupiah, dan diwajibkan untuk mengenakan pakaian khusus, yaitu kain sarung untuk mereka yang mengenakan celana atau rok di atas lutut, serta selendang untuk wisatawan yang memakai celana atau rok di bawah lutut. Kenapa harus memakai selendang? karena memasuki tempat suci dan harus diikat di pinggang. Artinya menyimbolkan penghormatan terhadap kesucian pura, serta mencoba mengikat niat-niat buruk dalam jiwa.Kalau tidak terlalu percaya, ikuti saja aturan disini. Dimana bumi berpijak, disitu langit dijunjung bukan?
Di kawasan wisata Uluwatu disediakan fasilitas antara lain area parkir yang luas, panggung pertunjukan, kios-kios cendera mata, warung makan, toilet, sarana informasi wisata dan fasilitas pemandu wisata lokal.
Untuk
berjalan menuju area pura dan menikmati panorama disini ada dua jalur utara dan
selatan dan di kedua jalur ini akan menaiki tangga yang cukup tinggi dan
bilamana dari pura menghadap ke barat maka akan terlihat pemandangan laut yang
sangat indah, terlebih saat-saat menjelang matahari terbenam (sunset). Selain dapat menyaksikan
pemandangan laut yang indah, dapat pula menyaksikan pagelaran tari Kecak yang
digelar setiap hari pada pukul 18.00.
Ketika menyusuri jalan setapak yang cukup panjang menuju Pura Uluwatu, dengan pagar beton di sisi tebing dapat mengedarkan pandangan untuk melihat bukit-bukit cadas dan hamparan laut yang jernih.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di tempat ini, begitu bebas berkeliaran monyet. Monyet iseng yaitu segerombolan monyet yang biasanya suka usil dengan mengambil berbagai macam barang yang dibawa pengunjung bahkan juga merusaknya. Entah dari jenis apa, karena bukan kapabilitasku untuk menelusuri dari jenis apa monyet-monyet itu berasal.
Barang-barang bawaan seperti topi, kaca mata, kamera, handphone, tas/ransel, atau barang-barang yang sekiranya gampang di ambil lebih baik ditaruh di tas. Karena monyet-monyet mengambil barang-barang yg kita pakai untuk ditukar dengan makanan. Jadi, siapkan juga makanan kecil yo. Jadi hati-hati dengan mereka apabila sedang berkunjung di komplek pura Uluwatu Bali.
Jadi Waktu terbaik untuk mengunjungi pura Uluwatu adalah sore hari pada saat matahari terbenam sehingga bisa menyaksikan pemandangan spektakulernya.
Berdasarkan sejarah,Pura Uluwatu berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewa Rudra. Pura Uluwatu dipercaya oleh umat Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin atau disebut dengan Pura Sad Kahyangan. Pura ini pada mulanya digunakan menjadi tempat memuja seorang pendeta suci dari abad ke-11 bernama Empu Kuturan. Ia menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, seorang pendeta yang berasal dari Jawa, datang ke Bali pada tahun 1546 M, yaitu pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah atau Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Uluwatu.
No comments:
Post a Comment