Thursday, May 31, 2012

Bedugul, Bali The Lake filled with tranquility and coolness


Catatan perjalan alamku kali ini ku mengunjungi Danau Beratan.Danau Beratan atu lebih dikenal orang dengan Danau Bedugul ini terletak di kawasan Bedugul, Desa Candi kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali dan Kurang lebih berjarak sekitar 50 km ke arah utara dari kota Denpasar . Danau yang memiliki luas sekitar 3,8 km2 ini memberikan panorama yang sangat indah, dengan suhu yang cendrung dingin. Danau tersebut merupakan danau terdangkal di Provinsi Bali yakini hanya memiliki kedalaman 22 m dan luas 13,8 km dengan volume air danau 0,049 km3. Danau yang terletak paling timur di antara dua danau lainnya yaitu Tamblingan dan Buyan, yang merupakan gugusan danau kembar di dalam sebuah kaldera besar, Danau Beratan terbilang cukup istimewa.Dan juga berada di jalur jalan propinsi yang menghubungkan Denpasar – Singaraja yang juga menjadi tempat peristirahatan perjalanan melelahkan dari Denpasar - Singaraja maupun sebaliknya menjadi sirna setelah melepas lelas lelah sambil menikmati keindahan danau dan kesejukan udara pegunungan.

Danau Beratan ini menawarkan pemandangan yang unik dan menarik yaitu terdapat Pura Ulun Danu di tengah yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu yang di percaya sebagai Dewi Sri atau Dewi Kesuburan. Selain Pura Ulun Danu, pengunjung juga dapat menikmati pemandangan Gunung Karu dan villa terapung.

Untuk mengelilingi danau tersebut, pengunjung harus menyewa boat sebesar Rp. 25.000 per orang dengan durasi 30 menit. Apabila pengunjung tidak mengelilingi danau, dapat pula melakukan aktivitas lainnya yaitu memancing, berbelanja cendera mata ataupun dilukis oleh seniman yang ada di Danau Beratan tersebut.  

Fasilitas yang tersedia di sekitar Danau Beratan ini antara lain pasar buah khas Bali, pasar cendera mata, restoran, tempat penyewaan boat, alat pancing, dan toilet serta mushola. Seperti pada tempat wisata lainnya, wisata Danau Beratan ini juga dikelola oleh desa adat dengan di bawah perhatian pemerintah setempat.

Tuesday, May 29, 2012

Besakih Temple, Largest and Most Beautiful Agung Temple in Bali


Catatan perjalan alamku kali ini ku mengunjungi Pura terbesar di Indonesia yaitu Pura Besakih yang memiliki keindahan dan arsitektur yang tinggi dengan latar pemandangan yang luar biasa. Pura Besakih desa Besakih Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali tepatnya di kaki Gunung Agung. Merupakan Pura yang besar dan di keramatkan oleh umat Hindu yag termasuk dalam Sad Kahyangan atau Sad Kahyangan Jagad, adalah enam pura utama yang menurut kepercayaan masyarakat Bali merupakan sendi-sendi pulau Bali.

Jarak Pura Besakih dari Kuta sekitar 65 km dan sebelum mencapai ke pura diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000,-/ orang,akhirnya masuk ke kawasan Pura Besakih nanti pasti akan dihadang oleh Petugas Pos Pemandu Wisata Pura Besakih dan kata mereka kami di wajibkan memakai jasa pemandu dan disuruh mbayar seikhlasnya MUNGKIN KARENA WAJAH GUE MIRIP ORANG JEPANGN KALI YA kwkwkwkwkwkw makanya di suruh bayar. Karena gue orangnya gak mau ribet yang penting be fun, gue okay aja gw bayar kalau gak salah Rp. 100.000,-  walaupun nyesel bayar tapi  BE FUN karena kesenangan dan kepuasan tidak bisa dinilai dengan uang juga YANG PENTING HAPPY!!! ( iklah djarum 76 ).Setelah selesai membayar pemandu langsung diserbu cewek-cewek penyewaan pakaian adat bali karena ini adalah tempat suci. Akhirnya kamipun jadi nak bali hohohohohooo. Setelah selesai semuanya waktunya CHECK IT OUT!!!



Pura Besakih adalah Pura Ibu atau pura terbesar di Bali sebagai  tempat pemujaan untuk Umat Hindu di Bali, pura Besakih disebut juga Pura Penataran Agung, disana terdapat sub-sub pura dari berbagai keturuanan umat hindu di Bali, di Pura inilah tempat berkumpulnya Umat Hindu terhubung antara umat hindu, umat hindu dengan lingkungan dan umat dengan Tuhannya atau disebut dengan Tri Hita Karana, yang menimbulakan getaran yang positif.


Pura Besakih terdiri dari 18 Pura dan 1 Pura Utama yang merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Di antara semua pura-pura yang termasuk dalam kompleks Pura Besakih, Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar, terbanyak bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan merupakan pusat dan semua pura yang ada di Besakih.Di Pura Penataran Agung terdapat 3 arca utama Tri Murti Brahma, Wisnu dan Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur.



Di belakang Pura Besakih dibuka Jalur pendakian ke Gunung Agung dimana kalau melewati jalur ini diwajibkan memakai jasa pemandu disini dan membayar sekitar Rp. 400.000,-. Kenapa lewat jalur ini harus diwajibkan pakai jasa pemandu karena dulu pernah kejadian ada pendaki hilang dan sampai sekarang belum ketemu.Dan ini yang lebih penting pada hari upacara tidak boleh melakukan pendakian karena kepercayaan umat hindu di bali dan Sebagai pendaki yang baik apa salahnya menghormati kepercayaan warga setempat Gunung sebelum melakukan pendakian.


Monday, May 28, 2012

Eksotisme Pura Ulun Danu Beratan, Bali



Setelah puas bersantai di danau beratan, Catatan perjalan alamku melanjutkan ke Pura Ulun Danu Beratan yang merupakan salah satu tempat wisata andalan di bali karena pura tersebut berada di tepi danau dan juga didukung oleh bukit-bukit berwarna hijau dan air dingin Danau Beratan dengan hal demikian Pura Ulun Danu Beratan mempesona pengunjung dan menarik orang dari seluruh penjuru dunia. Pura Ulun Danu Beratan berlokasi di desa Candi Kuning, kecamatan Baturiti, kabupaten Tabanan, berjarak sekitar 80 km sebelah utara dari Denpasar menuju arah Singaraja atau dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua jam. 

Pura ini berada di tepi danau Beratan dengan ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut. Pura ini berada di kawasan wisata Bedugul yang sejuk dan dingin karena terletak di pegunungan Beratan dengan puncak-puncaknya yaitu pucak Mangu, pucak Pengalengan, pucak Sangkur. Di bagian selatan terdapat gunung Terate Bang, dan sebelah selatan terdapat gunung Tapak serta gunung Batukaru.Pura Ulun Danu Beratan juga merupakan salah satu ikon yang paling menonjol dari Bali, serta merupakan tempat yang tenang dan penuh inspirasi untuk dikunjungi.

Udaranya sejuk dan dingin disini. Pura ini terbuka untuk kunjungan wisatawan antara pukul 08.00 sampai 18.00 WIT. Namun, apabila area pura sedang berkabut, lokasi pura akan ditutup lebih cepat untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Pengunjung Pura Ulun Danu Bratan harus membayar tiket sebesar Rp. 7.500,- untuk turis domestik dan Rp10.000,-  untuk turis asing. Setelah  membeli karcis untuk memasuki lingkungan pura, dalam sepanjang perjalanan menuju pura tersebut, dipertontonkan pada sebuah taman yang sangat indah dan asri lengkap dengan bunga-bungaan didalamnya.Kemudian setelah melewati jalan setapak pun akan tiba di depan gapura besar Pura Ulun Danu Beratan.



S
ebelum masuk,  melihat ke arah kiri akan menemukan bangunan stupa (candi Buddha) yang hingga sekarang masih digunakan sebagai tempat ibadah. Tidak jauh dari areal pura, juga terdapat bangunan masjid sebagai tempat ibadah untuk umat muslim. Keberadaan stupa dan masjid ini mengingatkan kita betapa toleransi beragama sudah dipraktekkan sejak lama oleh masyarakat Bali.


Tak jauh dari tepi danau terlihat Pura Ulun Danu Beratan. Dari jauh, pura itu tampak mengapung di atas air.Saat ku dekati, baru kelihatan kalau jarak dari tepi danau ke pura itu tidak jauh. Airnya juga tidak dalam.Kalau sedang surut, orang yang mau bersembahyang di pura bisa berjalan kaki ke sana.Namun, kalau sedang pasang, mereka harus menggunakan perahu.Jalan-jalan di kompleks  Pura Ulun Danu Beratan, beda rasanya dengan wisata ke pantai-pantai di Bali.Pantai-pantai biasanya ramai dan panas. 


Beberapa hal yang ku suka ketika berwisata ke Pura Ulun Danu adalah menyaksikan pohon cemara yang berwarna hijau dan tinggi plus rimbunnya pohon bambu. Jika air danau sedang surut kita bisa bermain sampai ke danau dan Pura akan terlihat sangat berbeda jika diphoto dalam keadaan tersebut. 

Bagi sobat yang ingin berkeliling danau juga bisa menyewa boat yang banyak disewakan disekitar danau. Nikmati petualangan seru diatas boat bersama teman dan keluarga tentu menyenangkan. Tahun lalu untuk berkeliling danau selama sekitar 20 menit kita wajib bayar Rp 25.000,- per orang. Atau, jika ingin mencoba tantangan berbagai permainan air, disana terdapat permainan parasailing, banaboat, serta jetski yang dapat sobat coba. Untuk sekedar menghabiskan waktu dan sobat yang hobi memancing, sobat bisa memancing di tepi danau, tepatnya di bawah rimbunnya rumpun bambu di tepi Danau Beratan.Kalau di sini rasanya tenang dan adem! bisa duduk-duduk sambil mengirim status di FB atau Twitter, membuka email, atau  membaca buku di taman yang bersih dan terawat di sekeliling danau.Mau lebih asyik lagi, bisa naik perahu mengelilingi danau.Sewaktu kami melali ke lokasi ini kebetulan juga ada upacara sembahyang umat hindu Bali.



Sebagai sebuah tempat wisata religi dan wisata sejarah, Pura Ulun Danu Bratan telah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang, seperti lahan parkir, taman bermain yang menyedian berbagai sarana bermain seperti untuk anak, serta toilet. Di dekat taman bermain terdapat restoran yang menyajikan aneka masakan. Restoran ini biasanya dipenuhi oleh pengunjung saat jam makan siang.


Sejarah Pura Ulun Danu Beratan

Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.

Taman Ayun Temple, BALI The Garden Temple in the Water



Catatan perjalanan alamku mengunjungi  Pura Taman Ayun.Pura Taman Ayun terletak di Desa Mengwi,Kabupaten Badung,27 km dari arah kuta menuju arah barat laut mengikuti jalan jurusan Denpasar-Singaraja melalui Bedugul. Agar sampai di lokasi lingkungan Pura dengan menggunakan kendaraan bermotor memerlukan waktu perjalanan sekitar 45 menit. Kendaraan umum juga ramai lalu lalang dari pagi hingga sore hari, sehingga masalah transportasi tidak ada kesulitan.Uniknya dari Pura Taman Ayun ini adalah pura ini dikelilingi oleh kolam yang berisi bunga teratai makanya pura ini dikenal dengan sebutan Garden Temple in the Water.

Pura Taman Ayun  dibagi menjadi 3 halaman(pelataran) yang berbeda tingkat ketinggian di setiap halamannya, makin ke dalam makin tinggi letaknya. Ketiga halaman tersebut adalah :

1. Jaba(Pelataran Pertama),Pelataran luar yang disebut Jaba yang dalam bahasa balinya bararti luar. Dari pintu masuk terdapat sebuah jembatan kecil melintasi kolam menuju ke sebuah pintu gerbang atau candi bentar.Di sebelah kanan pelataran pertama ini terdapat sebuah bangunan luas(wantilan) yang digunakan sebagai tempat penyabungan ayam  pada saat upacara di pura. sedangkan di sebelah kiri terdapat sebuah kolam  dengan bunga teratai yang sangat indah.Sebuah tugu air mancur berdiri dan memancarkan air ke sembilan arah mata angin.Sedangkan sebelahDi timur terdapat sebuah komplek pura kecil yang di sebut Pura Luhuring Purnama.

2. Pelataran kedua,Pelataran kedua  posisinya lebih tinggi dari pelataran pertama. Di pintu gerbang kedua ini akan terlihat sebuah aling-aling bale pengubengan dengan relief sebagai hiasannya yang menggambarkan 9 dewa penjaga arah mata angin(Dewata Nawa Sanga).Masih di pelataran kedua ini juga terdapat sebuah pura kecil yang disebut Pura Dalem Bekak. Di sudut barat terdapat balai Kulkul yang atapnya menjulang tinggi.

3. Pelataran ketiga,Pelataran dalam ketiga merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan dianggap paling suci. Pintu utama terletak ditengah dan hanya dibuka pada saat ada upacara.  Di pelataran ini terdapat beberapa meru,Gedong, Padmasana, Padma Rong Telu,dan alat upacara lainnya.

Tiga pelataran dari Pura ini melambangkan tiga tingkat kosmologi dunia,yaitu paling bawah adalah tempat untuk manusia, yang kedua tingkat yang lebih suci yaitu tempat bersemayamnya para dewata, serta yang terakhir melambangkan Surga tempatnya sang pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.  

Pura Taman Ayun dibangun dengan dua fungsi, yaitu: 
1. Sebagai pemersatu dari masyarakat dengan beberapa garis keturunan yang sama-sama beribadah di tempat ini.
2. Pura ini memiliki fungsi ekonomi, karena kolam yang mengelilingi juga dipakai sebagai air irigasi untuk mengairi sawah-sawah sekitar pura.


Menurut sejarah, Taman Ayun dibangun oleh raja Mengwi, I Gusti Agung Ngurah Made Agung pada tahun 1634 yang dipergunakan untuk kalangan keluarga kerajaan Mengwi. Pada abad ke-17 kerajaan Mengwi adalah salah satu kerajaan di antara 8 kerajaan lain di Bali, yaitu Klungkung, Karangasem, Buleleng, Gianyar, Tabanan, Bangli, Jembrana, dan Badung. Namun dalam perkembangannya, kerajaan Mengwi ditaklukkan oleh kerajaan Badung. Pada masa itu taman ini sering digunakan sebagai tempat pertunjukkan kesenian dan kebudayaan serta sering dipergunakan juga sebagai tempat menyabung ayam (tajen). Taman Ayun dengan penataan pertamanan tradisional Bali yang dikelilingi dengan sungai buatan, juga ditanami dengan berbagai jenis tanaman langka khas Bali. Taman Ayun juga merupakan satu kesatuan pura yang penataannya menyatu dengan lingkungan taman dan kolam di sekitarnya. Pura Taman Ayun merupakan Pura lbu atau Paibon  bagi kerajaan Mengwi. Setiap 210 hari(Selasa Kliwon) masyarakat Mengwi merayakan piodalan atau sembahyangan selama beberapa hari, ini di lakukan agar seluruh umat manusia dan alamnya terlindung dari bencana dan dapat hidup tenteram dan damai.

Saturday, May 26, 2012

KINTAMANI, Enchantment of Mount and Lake Batur


Menempati bagian tengah pegunungan dan daratan tinggi di Bali, suhu udara di daerah Kintamani, Banli ini cukup sejuk dan biasanya pada musim penghujan akan disertai turunnya kabut. Kintamani terletak di Kabupaten Bangli.Bangli letaknya di tengah-tengah pulau Bali,salah satu kabupaten di Bali yang tidak punya pesisir pantai,berada pada ketinggian sekitar 400 meter di atas permukaan laut,menyebabkan wilayah ini sangat sejuk dan tumbuh-tumbuhan tumbuh subur di sana.


Pesona yang ditawarkan disini lebih banyak kepada wisata pemandangan alam. Pemandangan alamnya yang berupa kombinasi pemandangan Danau Batur dan Gunung Batur salah satu Gunung berapi yang masih aktif, yang berdiri di tengah-tengah kaldera membuat daerah ini menjadi salah satu tujuan wisata paling favorit di Bali.




Jarak yang ditempuh ke kawasan ini kira-kira sekitar 2 jam perjalanan dari Kuta.Di sekitar kawasan wisata ini terdapat juga beberapa restoran,hotel maupun penginapan,artshop dan penjual jalanan yang menawaran kerajainan khas bali,tattoo temporary dan lainnya.Yang paling menarik di Kintamani adalah Wisata Trekking & Hiking di Gunung Batur atau Kaldera Batur, Mengunjungi wisata kuburan Desa Trunyan, Menikmati air panas alami di Toyabungkah dan Mengunjungi Pura Ulundanun Batur. Sayang kami tidak bisa menikmati itu karena di faktorkan masalah pekerjaan tapi kami semua BE FUN.




Friday, May 25, 2012

Virgin Beach loveliest in BLITAR "White Sand Beach SUMBERSIH"




Way of Adventure to PANTAI PASIR PUTIH SUMBERSIH.Gak tahu kenapa aku suka sekali keluyuran ke pantai mungkin dah hobi kali ya hehehe.Keluyuran kali ini aku mengunjungi Pantai Peh Pulo salah satu pantai yang masih perawan di Blitar.Warga Kota Blitar jarang sekali yang mengetahui tentang pantai ini,mungkin mereka malas sekali keluyuran ke tempat-tempat yang medannya susah atau disibukkan memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari.Yah sendiri lagi aku mengunjungi pantai perawan ini karena temen-temen di kampung kagak da yang libur but be fun.

Pantai Pasir Putih Sumbersih terletak ini di Desa Sumbersih Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar.Selain disebut dengan sebutan  Pantai Pasir Putih Sumbersih , pantai ini juga punya beberapa sebutan lain yakni, Pantai Peh Pulo dan Pantai Wedhi Ombo.



Akses Jalan untuk mencapai pantai lumayan memadai lah tapi!!! Masih ada tapi lho…. Sekitar 3 km menuju ke pantai ini jalan yang dilalui waduh lumayan susah kalau naik motor harus ekstra hati-hati tapi kalau jalan kaki easy going.



3 km tersebut dibagi 2 tahap yaitu pertama akan dihadapkan sekitar 2,5 km pertama jalan lebar hanya sekitar 1,2 m dengan medan berlumpur dan dikanan-kiri jurang yang tidak begitu curam tapi kalau jatuh ya alamak!!!


Dan kedua sekitar  500 M untuk menuju bibir pantai ini akan dihadapkan jalan berbatuan terjal.Untung saja waktu mau ke pantai ini cuaca lumayan cerah.

Untuk melaluinya harus slow but sure kasarane jowone alon-alon sing penting kelakon.


Dengan sabar,susah payah,ekstra hati-hati dan pantang menyerah ku menghadapi medan yang begitu mantap dan akhirnya aku pun lega mulai kelihatan pantainya.


Dengan hati tak sabar ku parkir motorku terus berlari menuju ke bibir pantai peh pulo. 

Dan akupun orang pertama yang datang hari ini,tidak ada manusia disini kecuali aku seorang mungkin aku terlalu pagi kesini hehehe


Akupun langsung mengekplor pantai ini mulai dari ujung timur ke ujung barat untuk merasakan butiran-butiran halus pasir putih pantai ini.





WAW  sungguh manakjubkan dan mempesona pantai ini dan menurutku pantai peh pulo ini adalah pantai selatan blitar yang paling indah diantara yang lain.Thank's GOD.

Friday, May 11, 2012

Exoticism SULUBAN BEACH, BALI




Way of adventure to SULUBAN BEACH.Kali ini gw popeye ma temen-temen Melali (bahasa balinya jalan-jalan )  ke Pantai Suluban.Yang bikin kami menarik pergi ke pantai ini adalah panoramanya yang begitu indah dan suasana yang sangat jauh dari kebisingan juga deburan ombaknya yang besar dan tinggi memecah karang. Pantai Suluban terletak di Desa Pecatu yang terletak di ujung selatan Kabupaten Badung.


Jarak pantai Suluban dari kota Denpasar adalah 32 kilometer ke arah selatan melalui kawasan wisata Kuta, Bandara Ngurah Rai Tuban dan Desa Jimbaran. Arahnya melewati Kampus Universitas Udayana di Jimbaran yang jalannya menanjak dan berkelok sesuai dengan suasana lingkungan bebukitan merupakan panorama yang sangat mengagumkan dan menambah kenikmatan dalam perjalanan kami.



Dan rupanya Pantai Suluban sangat dekat dari Pura Uluwatu , yaitu  ada pertigaan kalau lurus memasuki parkir Pura Uluwatu kami  belok kanan dan ikuti jalan sampai ujung jalan dan Lokasi pantai ini sekitar tiga kilometer dari obyek wisata Pura Uluwatu.


Kenapa dinamakan Pantai Suluban…??? Ditinjau dari asal kata, nama “Suluban” berasal dari kata “Mesulub” yang memiliki makna “berjalan atau lewat dibawah sesuatu”. Terus apa hubungannya dengan Pantai Suluban? Mengapa dinamakan Suluban? 

Singkat kata, dinamai Pantai Suluban karena setiap pengunjung yang akan pergi ke pantai ini harus melewati goa batu karang sebelum akhirnya sampai di pantai, berpasir putih, dengan gemuruh gelombang yang tinggi dan besar memecah karang.



Akhirnya kami sampai juga ke lokasi ini.Sebelum masuk ke lokasi kami istirahat dulu di parkiran minum melepas dahaga karena cuaca lagi puanas banget waktu perjalanan kesini.Untuk memasuki lokasi ini kita diwajibkan membayar parker dimana Rp 5000,- premotor dan Rp 10.000 permobil.



Sebelum mencapi bibir pantai kami hrus berjalan-jalan di bawah. Ini bukan jarak jauh tetapi kami  harus turun dengan tangga beton turun sekitar 100 meter.Di tangga ini juga kami narsis juga foto ala anak band.hehehe.

Tangga beton berakhir di desa kecil yang lebih mirip 'desa peselancar' ke mana banyak kafe sederhana atau rumah minum dan menyebarkan papan selancar warung di sekitar tempat itu.Sebelum masuk ke pantainya dimana kalau mau ke pantai belok ke kiri kita lurus ja naik ke atas tebing untuk mengeksplor lokasi ini.Naik ke atas tebing melalui tangga kayu untuk melihat pemandangan dari ketinggian dan waw begitu memukau view pantai  yang begitu indah dilihat dari atas dengan kafe diatas karang fantastis danjuga banyak juga para surfer disini.Akhirnya kami langsung ja menuju bibir Pantai Suluban ini.




Sebelum mencapai bibir pantai ini kami menemukan sangat  aneh  tangga ke pantai ....... Ini adalah tangga kecil namun Tangga ini membawa kita ke jurang batu yang menjadi gateway ke pantai ......... sedikit menakutkan!  dan setelah itu kami melewati celah bahwa kami akan menemukan pemandangan yang indah dan akhirnya sampai juga kami ke bibir pantai suluban ini.




Pantai Suluban memiliki air yang jernih serta gelombangnya yang cukup tinggi sehingga menjadi favorit bagi wisatawan yang senang melakukan olahraga selancar. Selain itu, pengunjung akan ditunjukkan dengan panorama sunset di sore hari yang sungguh sulit terlupa, terlebih bagi mereka yang tengah berbulan madu. Makanya, tak heran banyak wisatawan yang tak bosan-bosanya untuk lagi dan lagi mengunjungi eksotisme Pantai Suluban.

Wednesday, May 9, 2012

The spectacular beauty of the panorama ULUWATU TEMPLE, BALI .


Keluyuran ke PURA ULUWATU, BALI.Pura Uluwatu terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, sekitar 25 km ke arah selatan dar wilayah wisata Kuta, terletak di ujung Barat Daya Pulau Bali dan Pura Uluwatu dibangun di atas batukarang yang terjal dan tinggi sekitar 70 meter yang menjorok ke laut (samudra Indonesia).

Pura Uluwatu juga salah satu pura terbesar di Bali dengan lokasinya yang sangat indah. Daya tarik utama dari pura ini adalah panoramanya yang spektakuler. Terletak di bagian barat laut, pura ini seperti bertengger di ujung tebing batu yang sangat tinggi dan curam, dengan pemandangan lautnya dibawah berwarna biru bersih dan hantaman ombak yang menghasilkan buih-buih putih yang sangat cantik.


Dengan tiket masuk seharga Rp 15.000,- rupiah, dan  diwajibkan untuk mengenakan pakaian khusus, yaitu kain sarung untuk mereka yang mengenakan celana atau rok di atas lutut, serta selendang untuk wisatawan yang memakai celana atau rok di bawah lutut. Kenapa harus memakai selendang? karena memasuki tempat suci dan harus diikat di pinggang. Artinya menyimbolkan penghormatan terhadap kesucian pura, serta mencoba mengikat niat-niat buruk dalam jiwa.Kalau tidak terlalu percaya, ikuti saja aturan disini. Dimana bumi berpijak, disitu langit dijunjung bukan?


Di kawasan wisata Uluwatu disediakan fasilitas antara lain area parkir yang luas, panggung pertunjukan, kios-kios cendera mata, warung makan, toilet, sarana informasi wisata dan fasilitas pemandu wisata lokal. 

Untuk berjalan menuju area pura dan menikmati panorama disini ada dua jalur utara dan selatan dan di kedua jalur ini akan menaiki tangga yang cukup tinggi dan bilamana dari pura menghadap ke barat maka akan terlihat pemandangan laut yang sangat indah, terlebih saat-saat menjelang matahari terbenam (sunset). Selain dapat menyaksikan pemandangan laut yang indah, dapat pula menyaksikan pagelaran tari Kecak yang digelar setiap hari pada pukul 18.00.

Ketika menyusuri jalan setapak yang cukup panjang menuju Pura Uluwatu, dengan pagar beton di sisi tebing dapat mengedarkan pandangan untuk melihat bukit-bukit cadas dan hamparan laut yang jernih.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di tempat ini, begitu bebas berkeliaran monyet. Monyet iseng yaitu segerombolan monyet yang biasanya suka usil dengan mengambil berbagai macam barang yang dibawa pengunjung bahkan juga merusaknya. Entah dari jenis apa, karena bukan kapabilitasku untuk menelusuri dari jenis apa monyet-monyet itu berasal. 


Barang-barang bawaan seperti topi, kaca mata, kamera, handphone, tas/ransel, atau barang-barang yang sekiranya gampang di ambil lebih baik ditaruh di tas. Karena monyet-monyet mengambil barang-barang yg kita pakai untuk ditukar dengan makanan. Jadi, siapkan juga makanan kecil yo. Jadi hati-hati dengan mereka apabila sedang berkunjung di komplek pura Uluwatu Bali.





Jadi Waktu terbaik untuk mengunjungi pura Uluwatu adalah sore hari pada saat matahari terbenam sehingga bisa menyaksikan pemandangan spektakulernya.


Berdasarkan sejarah,Pura Uluwatu berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewa  Rudra. Pura Uluwatu dipercaya oleh umat Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin atau disebut dengan Pura Sad Kahyangan. Pura ini pada mulanya digunakan menjadi tempat memuja seorang pendeta suci dari abad ke-11 bernama Empu Kuturan. Ia menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, seorang pendeta yang berasal dari Jawa, datang ke Bali pada tahun 1546 M, yaitu pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah atau Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Uluwatu.